Skip to main content

Anak pintar tapi sulit bergaul, kok bisa?



Anak pintar juara kelas pasti kebanggaan orang tua. Sayangnya dibalik prestasi si kecil yang gemilang, pergaulan bukan bidang yang dirinya kuasai karena kecerdasan emosi yang rendah. Ayah bunda kerap mendapati buah hati bermain sendirian di taman tanpa ada kehadiran seorang kawan. Padahal, cepat atau lambat seorang anak akan memerlukan kehadiran seseorang yang layak dipanggil teman. 

Menemukan alasan kenapa anak kesulitan temukan teman adalah langkah pertama yang solid untuk dapatkan solusi yang tepat sasaran. Ternyata, penelitian terkini dari para ahli berhasil menjelaskan fenomena anak yang sulit bergaul!

Tipe kecerdasan dimiliki manusia

Otak memang hanya ada satu, tapi apabila dilihat dari dekat, maka akan ada pembagian berdasarkan fungsinya. Inilah mengapa ada ragam tipe kecerdasan yang dimiliki manusia. Kebanyakan orang akan mengatakan delapan atau bahkan sebelas tipe kecerdasan. Padahal, dilihat dari gambaran besar sebetulnya hanya ada tiga jenis kemampuan otak manusia yaitu EQ, IQ, dan EQ.

Intellectual Quotation

Diantara semua jenis kecerdasan, Intellectual Quotation (IQ) alias kecerdasan intelektual pasti banyak terdengar. Ya, kecerdasan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam, kreativitas, atau analisa sangat umum dibicarakan pada komunitas orang tua. Tes IQ bahkan sangat digemari penduduk tanah air hingga rasanya aneh bila bertemu seseorang yang tak pernah mengecek kemampuan intelektualnya.

Apabila digali lebih dalam, pengertian intelektual tidak hanya terhenti pada nilai sempurna pada ujian sekolah. Seseorang yang mampu akses segala macam informasi yang ada dalam ‘gudang data’ dalam kepalanya dengan mudah dan cepat maka bisa dikatakan intelektualnya terbilang bagus. Inilah yang membedakan antara orang yang intelek betul dan tidak.

Emotional Quotation

Kecerdasan emosional yang dikenal pula dengan Emotional Quotation (EQ) sedang menjadi topik hangat di kalangan pembelajaran psikologis. Berbeda dengan intelektual, kecerdasan emosi bukanlah hal mudah untuk didapat. Terdapat fungsi unik pada kecerdasan emosional yang buat pemilik emotional Quotation berhasil meraih impiannya.

Sesuai namanya, EQ berhubungan erat dengan emosi. Madsud dari kecerdasan disini adalah kemampuan mengendalikan dan mengenal emosi diri sendiri. Misalkan saja seorang anak yang punya kendali emosi yang baik bisa tahu kapan saat yang tepat untuk mengeluarkan kesedihan atau kekesalannya. 

Social Quotation

Sesuai namanya, social Quotation atau disingkat SQ berhubungan erat dengan kehidupan sosial si kecil. Ketika seseorang memiliki kualitas SQ yang baik, dapat dipastikan membuat teman baru semudah membalik telapak tangan.

Hubungan apapun dimulai dari obrolan pertama dimana selalu berlandaskan dua jenis bahasa yakni verbal dan non verbal. Verbal berarti bagaimana seseorang memilih tutur kata, dan non verbal terletak pada kesan yang diberikan oleh gerak gerik seseorang atau dikenal pula Bahasa tubuh. Ketika kedua Bahasa tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi maka orang lain akan senang mengenal lebih jauh.

Kedengaran mudah? Tidak juga.

Cepat tanggap menghadapi situasi misalnya, terdengar sepele tapi tidak banyak anak atau bahkan orang dewasa mampu memiliki kemampuan sosial tersebut. Bahkan, telah ada pembahasan khusus cara melatih kecerdasan sosial anak yang layak di praktekkan oleh ayah bunda.

Apa hubungan kecerdasan dengan berteman?

Sekilas memang nyaris tidak ada beda antar 3 kecerdasan tersebut, namun, setelah ditilik lebih lanjut, ada kaitan antar satu sama lain. Bukan berarti ketiganya sama persis namun juga bukan jauh berbeda.
Gampangnya, intelektual dan emosional diperlukan untuk menciptakan lingkup sosial yang baik.

Contoh saja, ketika sekelompok orang membicarakan suatu topik yang tidak umum, diperlukan fungsi otak yang baik untuk temukan jawaban yang tepat atau istilah bekennya ‘nyambung’. Di saat bersamaan seseorang harus mampu mengendalikan emosinya supaya perasaan tidak menyenangkan seperti sedih dan marah tidak merusak obrolan yang menyenangkan.

Dunia anak tidak berbeda dengan orang dewasa. Memang topik pembicaraan akan berbeda namun konsep yang dianut tetaplah sama. Apabila si kecil kurang pandai berkomunikasi maka dapat dipastikan status anak pintar secara prestasi sekolah yang disandangnya tidak akan mendukung kesuksesan di masa mendatang.

Apa yang harus dilakukan?

Ketika ayah bunda telah menemukan inti permasalahan anak kesulitan bergaul dan telah menerapkan pelatihan untuk tingkatkan kecerdasan emosi anak kini saatnya jadi ‘mak comblang’.

Definisi mak comblang disini sama dengan pencarian jodoh, hanya saja dalam kasus ini mencari pertemanan. Bukan berarti orang tua memaksa anak menghabiskan waktu dengan orang tak dikenal, melainkan merancang skenario tersembunyi sehingga buah hati tak sadar sedang didorong untuk berteman dengan anak lain.

Strategi paling gampang adalah mengadakan makan siang bersama kenalan ayah atau bunda yang punya anak sebaya. Sediakan mainan yang ayah bunda tahu pasti kedua anak yang sedang didorong berteman pasti suka. Biarkan proses berjalan alami pada keduanya.

Metode kedua dengan mengajak anak memecahkan masalah bersama. Sengaja menghidangkan kue yang kurang untuk berdua misalkan, dan bimbing keduanya agar menemukan solusi bersama. 

Dengan catatan ayah bunda tidak boleh menghakimi penyelesaian masalah yang diambil. Ketika manusia dihadapkan suatu masalah dan dipaksa kerja sama, keberatan atau tidak, keduanya akan berusaha menemukan jalan keluar dan mendekatkan diri.

Catatan saja, sebisa mungkin minimalisir kemungkinan pertemuan pertama tidak berujung pertengkaran. Suasana hati sangat mempengaruhi kemungkinan pertemanan keduanya sukses. Jadwalkan hari dimana anak tidak melalui kegiatan padat dan jaga kualitas kebahagiaan si kecil hingga waktu pertemuan tentu ide yang sangat bagus.


Comments

Popular posts from this blog

4 Bukti kecanggihan teknologi memudahkan pendidikan anak cerdas

Kemajuan teknologi seolah tak terbendung lagi, begitu cepat menguasai sebagian besar kehidupan manusia. Termasuk dalam bidang pembelajaran, tak aneh rasanya menggunakan komputer, tablet elektronik, dan semacamnya. Bahkan, di kalangan orang tua telah terjadi perbincangan hangat antara orang tua dan ahli medis mengenai pemanfaatan teknologi dalam pendidikan anak .   Setiap ciptaan manusia bagaikan pisau bermata dua, terdapat sisi positif dan negatif. Tentunya kalau menyangkut barang elektronik sudah banyak sekali pembahasan mengenai kekurangan penggunaan teknologi, sampai phobia semacam technophobia atau rasa takut berlebih terhadap teknologi adalah hal yang nyata. Benarkah semua yang berkaitan dengan listrik selalu berakhir buruk? Jawaban yang paling tepat mengenai teknologi hanya rugikan masa kanak kanak adalah tidak juga. Menurut penelitian yang disenggelarakan www.kurzweiledu.com , ternyata ada beberapa aspek yang membuat teknologi layak digunakan dalam memajukan k